Kepada petugas, Anang mengaku tuduhan emosi karena tidak dipinjami motor tidak benar. Dia mengatakan, dirinya sedang menjalankan salat Ashar di rumahnya di Jalan Mujahidin, Kelurahan Talang Semut, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Jumat (25/8) sore.
Tiba-tiba, ayahnya mengganggu dengan menarik tangan hingga salatnya terhenti. Korban mengolok-olok pelaku, seperti kalimat ajakan untuk berobat ke rumah sakit jiwa. Tak sampai di situ, korban juga menarik korban hingga keluar rumah. Kejadian tersebut mengundang perhatian warga.
"Aku emosi lagi salat digangguin, habis itu saya ditarik keluar, banyak yang lihat jadi dibilangin orang gila," kata pelaku Anang di Mapolsekta Ilir Barat II Palembang.
Dia mengatakan, emosinya semakin memuncak lantaran menjadi bahan olok-olok anak-anak sekitar. Dia pun mengambil parang dan membacok ayahnya berkali-kali hingga terkapar tak sadarkan diri.
"Malu diketawain anak-anak. Dari pada mukul anak orang, berantem, mending bunuh bapak sendiri," kata dia.
Ketua RT setempat, Wahab (66), membenarkan pelaku mengalami gangguan jiwa dan sering dirawat di rumah sakit jiwa. Jika dalam keadaan stabil, pelaku terbilang anak penurut, bahkan mengantongi ijazah sarjana hukum.
"Memang kadang kumat kalau habis obat. Tapi anaknya baik, ibadah rajin, gelarnya sarjana hukum," kata Wahab.
Istri korban sekaligus ibu pelaku, Zaleha (60) mengaku tidak mengetahui persis kronologis kejadian. "Saya baru pulang dari kantor lurah, tahu-tahu anak yang tua bilang bapak (korban) kena bacok," kata dia.
